Pendidikan anak usia dini dalam Islam
PAUD, singkatan dari Pendidikan anak Usia Dini, merupakan pendidikan paling awal untuk anak usia 4-6 tahun. PAUD dicapai sebelum jenjang pendidikan dasar. Tiga PAUD: pendidikan formal, nonformal informal atau pendidikan Formal, di jalur PAUD berbentuk TK (TK), RA (Raudhatul Athfal), atau bentuk atau lainnya. Pendidikan nonformal, di jalur PAUD berbentuk KB (seperti sebagai permainan komunitas), taman pembibitan, atau bentuk lainnya. Pendidikan informal, di jalur PAUD berbentuk seperti keluarga atau pendidikan, pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan tempat tinggal anak usia dini, contoh: diselenggarakan TPQ.
Banyak ahli yang membuat dan menumbuhkan anak dalam ilmu agama tentang landasan pentingnya pendidikan pada anak usia dini. Hubungan pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak tidak dapat dikaitkan dengan perkembangan otak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wittrock, Dikatakannya, ada tiga sistem otak yang siap mengalami peningkatan kecerdasan yang cepat, yaitu otak anak-anak pertumbuhan serabut indendrit, sinapsis hubungan antarkompleksitas, dan pembelahan sel saraf. Sensitivitas dan ketidakpekaan menerima stimulan saat mencapai usia 4-6 tahun. merupakan masa keemasan (thegolden age bagi anak) untuk mengembangkan potensinya.
Stimulan sangat diperlukan sejalan dengan anak usia dini agar dalam proses pertumbuhan dan perkembangan potensi yang di capai secara optimal. Pendidikan agama, pendidikan agama yang diajarkan pada anak usia dini dimulai dengan penanaman nilai-nilai Aqidah sejak dini dalam mendidik anak, terlebih lagi pada usia emas anak pada usia yang lebih mudah untuk memulainya. belajar berinteraksi dengan dunia. Sebelum anak usia dini, yang diajarkan agama Islam harus dikenalkan terlebih dahulu dengan nilai-nilai Aqidah Islam. Agama menjelaskan bahwa usia dini paling nyaman untuk merespon atau menerima hal-hal baik yang ditambahkan, ditangkap oleh indera, bahkan dari pengalaman yang diajarkan oleh orang tua hingga anak usia dini.
Pendidikan Islam yang diajarkan pada anak usia dini untuk menanamkan akidah kehidupan sebagai pedoman nilai-nilai Islam, kepada dan jika anak telah tumbuh, berkembang untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan. di usia muda. Institusi pendidikan seperti PIAUD, tingkat Raudhatul Athfal sangat dibutuhkan dalam pendidikan anak usia dini agar berjenjang. Penelitian ini terutama difokuskan pada pembelajaran anak-anak prasekolah yang disebut anak usia dini. Anak-anak prasekolah berarti ada PAUD yang fokus di bidang pendidikan. DISKUSIA. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan agama Islam adalah usaha yang dilakukan oleh seorang pendidik (guru) untuk membentuk anak didik yang berkarakter sehingga menjadi Al-Qur'an dan tradisi AsSunnah (sesuai dengan ajaran Islam).
Konteks pendidikan dalam Islam dikenal dengan Al-Ta'lim, Al-Ta'dib, dan Al-Tarbiyah. Menurut para ahli pendidikan Islam Zakiah Daradjat mengatakan pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim. Selain itu, pendidikan Islam M. Arifin adalah usaha muslim dengan kesadaran mengarahkan dan membimbing perkembangan dan pertumbuhan (kemampuan yang hakiki) yang dimiliki seorang anak melalui bangsa yang Islami secara maksimal. titik pertumbuhan dan perkembangan. Menurut K.H. Hasyim Asy' ari mengatakan tentang pendidikan Islam, pendidikan membantu melawan niat baik dan berorientasi pada pengalaman untuk mendekatinya.
Ada pula pendapat pendidikan Islam Qardawi untuk memaknai, memiliki pendidikan Islam adalah pendidikan untuk kemanusiaan secara utuh, meliputi hati dan pikiran, jasmani dan rohani, Akhlak dan rutinitas dan perilakunya. Dapat disimpulkan dari saudara tersebut di atas bahwa pendidikan merupakan salah satu dakwah Islam dakwah Islam yang harus dikembangkan dalam menghadapi tantangan yang terus menerus akan berubah nantinya, dan sangat perlu diwaspadai anak usia dini karena ilmu pengetahuan yang berkembang juga sampai saat ini. agama dan menerapkan nilai-nilai Aqidah Islam tentunya pada anak usia dini. Pendidikan Islam yang diselenggarakan PAUD dapat memahami agama sejak dini secara mendalam. Meskipun tidak secara mendalam anak dapat mengetahui beberapa ilmu agama, diterapkan dengan baik setiap hari, dan dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan Islam bukanlah doktrin yang mempengaruhi pembelajaran anak usia dini, tetapi pendidikan dengan mengubah peradaban untuk mewujudkan generasi yang unggul secara intelektual dan religius. Tidak hanya anak usia dini, bahkan sejak lahir hingga dewasa, juga harus dipelajari dalam pendidikan Islam. Pentingnya pendidikan Islam bagi anak usia dini juga tertuang dalam ayat Al-Qur'an dan Artinya : “Allah mengeluarkan kamu dari rahim ibumu selama kamu mengetahui segala sesuatu, Allah memberimu pendengaran dan, penglihatan dan hati agar kamu selalu bersyukur.” (Al-Qur'an Surah An-Nahl: 78).
Dalam tafsir Fathil Qadir, mereka dikemukakan oleh Syaikh Dr. Mohammad Sulaiman Al-Asyqar beliau adalah merekalah guru-guru Universitas Islam. Bahwa ketika seorang ibu telah lahir dari rahimnya yang kecil dan tidak mengetahui, dan dia menganugerahkan penglihatan, pendengaran, dan hati agar mereka beriman kepada Allah SWT dan diberikan pertama-tama mensyukuri kebaikan dan agar mereka dapat mengetahui agama dan cocok untuk hidupnya. . Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa pendidikan itu dimulai sejak awal kehidupan. Ditinjau dari segi pandangan, pendidikan anak usia dini Islam bermanfaat dalam memelihara pertumbuhan dan perkembangan yang dimiliki anak laki-laki.
Fithrah Jadi ruhmu yang lahir dengan kondisi hawa nafsu tidak ternoda oleh kehidupan duniawinya. Dalam pendidikan Islam, tujuan pendidikan pada anak usia dini bermanfaat untuk menanamkan nilai-nilai keislaman kepada anak-anak agar perkembangan anak usia dini selanjutnya menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.B. Pendidikan anak usia dini di dunia sering disebut dengan PAUD, yaitu tingkat pendidikan anak usia dini. Siapa yang dimaksud anak usia dini itu? PAUD adalah anak usia 0-8 tahun dari mulai anak dilahirkan ke dunia sehingga suatu masa.
Pertumbuhan telah melangkah masuk. Banyak orang juga berpendapat tentang kisaran usia anak usia dini. Ada yang bilang 3-8 tahun ada yang bilang 3-6 tahun. Usia adalah rentang usia dan masa kanak-kanak awal, di mana anak-anak dari banyak merangsang apa yang didengar dengan telinganya, dilihat dengan matanya, dan menggairahkan dengan tubuhnya. Apakah pendidikan anak usia dini tidak banyak diajarkan disekolah Islam, tetapi pendidikan agama Islam yang diajarkan orang tua sejak dini akan berangsur-angsur bertahap, dari hal-hal yang sering diadakan setiap hari kepada anak-anak akan hal-hal baru lainnya. Umur kali anak ini lebih aktif dan banyak bermain karena itu dunianya, banyak action, dan mengobrol. Apapun yang akan dia alami akan dilaporkan kepada orang tuanya.
Usia dini dalam tumbuh kembang anak sering dikaitkan dengan masa keemasan anak atau sering disebut masa keemasan. Ini adalah fase untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Berkaitan dengan perkembangan pendidikan Islam pada anak usia dini. Jika dikaitkan dengan suatu ciri, maka anak usia dini memiliki ciri dan ciri khas :1. Suka berimajinasi dan melakukan sesuatu berpikir2. Ajukan pertanyaan dan memiliki rasa ingin tahu yang besar3. Waktu yang paling cepat dan mudah untuk dihafal4. Sering bertanya-tanya ketika melakukan sesuatu yang baru dilakukan5.
Saya ingin mencoba sesuatu yang dibutuhkan untuk penglihatan. Ini adalah ciri khas anak usia dini yang sering condong ke dirinya sendiri karena mereka mulai mengetahui banyak hal di masa jayanya. Jadi tidak apa-apa jika mereka melakukan hal-hal yang membuat orang tua khawatir karena mereka belum sepenuhnya membedakan perbuatan baik dan buruk. Semakin mencengangkan, anak ia akan mengetahui dan mulai melihat apakah perbuatan itu sendiri benar atau salah dari pengetahuannya saja. Pendidikan anak usia dini bukanlah pendidikan yang diselenggarakan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh dan kecerdasan (potensi) atau menekankan pengembangan kepribadian anak usia dini itu sendiri. Pendidikan anak usia dini diberikan untuk mengembangkan penumbuhan kepribadian dalam mengoptimalkannya.
Oleh karena itu, mereka harus menempuh berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek pendidikan untuk perkembangan anak usia dini, meliputi kognitif bahasa, sosial, fisik, dan emosi motorik.C. Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Tingkat pendidikan berguna untuk keberadaan lembaga pendidikan yang setingkat dengan PAUD. Indonesia telah diatur dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional tingkat pendidikan yang dianggap program anak usia dini yang setara dan diselenggarakan melalui program formal, seperti taman Raudhatul Athfal, dalam program nonformal seperti taman bermain dan penitipan anak, dan pendidikan informal lingkungan keluarga dan masyarakat.
PAUD diselenggarakan untuk membantu mengembangkan potensi anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun (balita), meliputi aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan stimulus PAUD dalam perkembangan fisik dan motorik (koordinasi motorik halus dan kasar),kognitif (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual, bahasa, dan komunikasi), psikososial (sikap ,emosi,perilaku) moralitas, dan tata cara beragama), untuk mencapai perkembangan yang optimal memberikan kesempatan yang luas untuk bereksplorasi dan belajar secara aktif, untuk mempersiapkan jenjang pendidikan selanjutnya.Menurut pasal 28, akta Sikdinas no. 20 tahun 2003 ayat 0-6 1 tahun.
Cakupan pendidikan anak usia dini, formal juga PAUD 4-6 tahun :a. Taman Kanak-Kanak (TK)b. Raudhatul Athfal (RA)c. Bustanul Athfal (BA)Non Formal untuk PAUD :a. Kelompok bermainb. Perawatan baby sitterc. Perkembangan keluarga anak Informal :a. Keluargab. Teman atau saudara. Ada beberapa lembaga pendidikan di Indonesia untuk PAUD yang telah ada diantaranya masyarakat luas di taman anak-anak dan Raudhatul Athfal. Anak adalah satuan pendidikan formal untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak umur 4-6 tahun, anak 4-6 anak dibagi 2 peruntukannya yaitu kelompok belajar untuk anak umur 4-5 tahun dan untuk anak kelompok umur B 5-6 tahun. Salah satu PAUD untuk pendidikan nonformal adalah kelompok bermain. Kelompok bermain menyelenggarakan program pendidikan dan program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai 4 tahun. Selain bermain, PAUD di jalur taman pendidikan nonformal adalah taman kanak-kanak, yang menyelenggarakan program dan pendidikan anak usia dini dan pembinaan kesejahteraan anak dari usia lahir (0 usia) sampai usia enam tahun. Pendidikan dibentuk setingkat TK formal atau disingkat dengan TK PAUD usia tahun (4-6). Menekankan rangsangan kurikulum pendidikan untuk memberikan pendidikan anak usia dini untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani pada anak dapat mengarah pada pendidikan lebih lanjut.
Di bawah jenjang pendidikan, pendidikan agama informal adalah Raudhatul Athfal atau lebih sering disebut RA. RA setara TK, kurikulumnya beda tapi lebih mendasar dari agama ke agama. Di Indonesia, tidak sampai mencari pendidikan TK dan RA. Namun dalam perkembangan pendidikan, banyak sekolah dasar yang memaksakan sertifikasi bagi siswanya yang mendaftar harus lulus TK atau RA terlebih dahulu. Ciri-ciri pendidikan informal :1. Tidak diselenggarakan secara khusus2. Tidak terprogram secara khusus3. Lama waktu belajar yang tidak ditentukan4. Metode yang digunakan secara informal sebagai kreativitas guru5.
Tidak diadakan penilaian dan evaluasi6. Tetap naungan pemerintah. Artinya tidak dipegang oleh panitia7. Lingkungan tempat pendidikan tidak dicadangkan secara eksklusif. Kurikulum pembelajaran PAUD tingkat pendidikan :
- Agama
- Dari kejelasan total dan bahasa apakah untuk digunakan
- Membaca (mengetahui karakter dan ejaan), menulis dan berhitung
- Belajar menyanyi
- Bersosialisasi pada, lingkungan keluarga kerabat dan teman
- Keterampilan
Untuk menciptakan hak cipta anak dan mendorong pembelajaran sejak dini, pendidikan anak usia dini mengenalkan seluruh jajaran ilmu pengetahuan dengan pendekatan seni, nilai, dan bahasa, dan kemandirian sehingga anak dapat belajar keterampilan kreativitas.
D. Peran guru dan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai Aqidah Islam pada anak usia dini Dalam keutamaan agama Islam untuk mengajarkan nilai-nilai, Aqidah Islam harus dimulai sejak usia dini. Tahap awal dalam mendidik anak adalah dengan menanamkan nilai-nilai Aqidah sebelum anak diajarkan cara Akhlak Islami. Sudah menjadi orang tua dan guru untuk menjaga pendidik sejak dini dari berbagai penyimpangan. Selain menanamkan nilai-nilai Aqidah, para orang tua dan guru pendidik juga harus mampu menjaga Aqidah anak sejak dini dari segala sesuatu yang mengandung syirik atau perbuatan kafir.
Hal pertama yang lama untuk mengenalkan nilai-nilai Aqidah Islam adalah dengan mengajarkan ketuhanan yang sudah disebutkan dalam tauhid terlebih dahulu, yaitu beriman kepada Tuhan, yaitu beriman bahwa dia ada dalam dan permanen. Ketika anak telah dibuat percaya siapa, maka anak akan mulai berpikir bahwa setiap yang dilakukan akan diawasi oleh yang menciptakannya. Kita perlu mengajar anak-anak untuk terus percaya dan percaya kepada Tuhan. Ajaran anak sejak dini untuk beriman kepada Tuhan dapat diterapkan oleh orang tua dalam keseharian anak dan diajarkan untuk melaksanakan ibadah shalat, puasa, zakat, dan amal, termasuk pendidikan Islam dari realisasi ketuhanan.
Stimulasi yang diterima anak didik dan dikirim ini memudahkan untuk bereksplorasi karena lebih religius.Peranan sangat dibutuhkan bagi orang tua dan guru pendidik pada anak usia dini. Peran orang tua sebagai kepribadian, tentunya melalui pendidikan, moral dan spiritual. Ketika di sebuah sekolah Islam, atau sekolah, orang tua untuk anak usia dini adalah guru pendidik. Seperti yang telah dicapkan pada sebuah pengenalan bahwa Madrasah (sekolah Islam) PAUD tidak hanya formal tetapi juga salah satunya nonformal dan taman pendidikan Al-Qur'an, kelompok bermain kelompok belajar dan lain-lain.
Dalam membangun kemandirian anak terhadap pendidikan, Hal ini sangat konsisten dengan peran orang tua dalam segala pembelajaran bagi orang tua dan guru pendidik selalu atas hal-hal baru yang dilakukan sejak dini karena usia yang dini membutuhkan banyak pengawasan dan pengajaran tentang akhlak yang baik dan perilaku yang santun terhadap siapa saja, sudah dikenal dan orang baru dikenal oleh putra. Banyak yang beranggapan bahwa kegiatan orang tua PAUD di sekolah adalah tugas guru sepenuhnya. Apalagi, hal itu tidak benar, porsi PAUD yang paling banyak adalah saat anak berkolaborasi dengan orang tuanya. Tidak salah jika orang tua mengajari anak usia dini tentang segala hal yang berkembang.
E. Nilai-nilai Aqidah Islam mengajarkan kepada anak-anak di usia dini Aqidah Islami, yang pasti, yang tahu siapa yang Maha Esa. Dari segi substansi, Allah memang salah satu sifat dan wujud-Nya. Keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia atau akhirat adalah Aqidah. Utusan yang diutusnya kepada putranya telah menyerukan pengajaran Aqidah yang kuat dengan menanamkan pemahaman tentang Aqidah anak tua sejak dini.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an: Artinya: “Dan Ibrahim telah mewariskan kepada anak-anaknya perkataan ibu mereka, demikian juga Ya'qub. (Ibrahim berkata): “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam Islam. “(Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 132).
Pengajaran nilai-nilai agama pada anak usia dini dari segi Aqidah memungkinkan perlunya metode yang dapat berinteraksi dan mensosialisasikan anak dengan kebutuhan dan minat anak. Guru dan orang tua tidak bisa memaksa anak untuk secara langsung diajarkan tentang nilai-nilai akidah agama tetapi harus dengan metode dan pendekatan. Sebelum orang tua dan guru memilih dan menerapkan metode, sebaiknya pahami dulu metode yang digunakan.
Dalam menanamkan nilai-nilai Aqidah Agama pada anak usia dini, caranya bervariasi antara lain melalui mendongeng, mengajak bernyanyi, dan bermain. Pengajaran nilai-nilai Aqidah dalam pendidikan agama Islam kepada anak usia dini memiliki beberapa tahapan, yaitu:
1. Mengenalkan anak usia dini dengan Rukun Islam dan Pengertiannya
2. Sebutkan contoh menjalankan rukun islam
3. Memperkenalkan anak usia dini dengan Rukun Iman dan Pengertiannya
4. Memberikan contoh melaksanakan rukun iman dalam perbuatan sehari-hari
5. Ajarkan anak kecil untuk menyebut huruf hijaiyyah
6. Mengenalkan anak usia dini dengan surat-surat pendek yang terdapat dalam Al-Qur'an beserta artinya, sehingga anak usia dini akan terstimulasi untuk menghafal beberapa ayat Al-Qur'an secara tidak langsung.
Dari beberapa tahapan di atas, pengajaran yang dapat diajarkan kepada anak kecil sekreatif mungkin Orang tua dan guru di lingkungan sekolah harus mampu menarik perhatian anak sejak dini. masa kanak-kanak. Ajak dia memainkan dan memberikan lagu-lagu yang mudah untuk dihafal nilai-nilai Aqidah yang tertera pada fase pengajaran di atas. Dalam menanamkan nilai-nilai Aqidah Islam tentunya harus mendapat perhatian yang sebesar-besarnya dari para guru di lingkungan madrasah dan taman kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), taman belajar, atau PIAUD. Pendidikan pada anak usia dini yang dilandasi oleh penanaman nilai-nilai Aqidah Islam bertujuan untuk membentuk anak-anak yang berkepribadian Islami sebagai landasan penanaman Aqidah Islam yang kuat. Ketika anak sudah memiliki Aqidah yang kuat, anak mulai mengembangkan daya pikirnya dan bersikap baik kepada orang yang dikenalnya dalam kehidupannya. Kepribadian yang dimiliki oleh anak usia dini adalah memiliki kelebihan dalam banyak hal sehingga anak dapat dikatakan sebagai anak unggul yang tanggap, cerdas, sehat, dan mudah bergaul. berinteraksi sosial. PAUD yang diarahkan pada cara bersikap dan berpikir berdasarkan nilai-nilai Aqidah Islam dan memiliki berbagai kemampuan dan keterampilan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
Anak usia dini adalah sebagai bekal kehidupannya hingga masa depan. Modal utama dalam mengembangkan keimanan anak, apalagi pada usia dini yang berjalan pada masa keemasan (golden age) adalah kecerdasan spiritual. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient) merupakan salah satu faktor utama berbagai kecerdasan anak. Fungsi penanaman nilai keimanan pada anak usia dini adalah untuk bekal kehidupannya kelak. Modal utama dalam mengembangkan keimanan anak terutama pada usia dini yang berjalan pada masa keemasan (golden age) adalah kecerdasan spiritual.
Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient) merupakan salah satu faktor utama berbagai kecerdasan anak. Dalam Islam, Pendidikan tentang Aqidah atau pendidikan tauhid harus diajarkan terlebih dahulu kepada anak dimulai sejak usia dini. Hal pertama yang diajarkan oleh Luqmanul Hakim kepada anaknya tertuang dalam ayat-ayat Al-Qur'an untuk tidak menyekutukan Allah. Sebagai landasan awal dari semua proses pendidikan Islam, inilah urgensi nilai-nilai Aqidah, yang harus diajarkan dalam pendidikan Islam. Pengajaran ilmu pengetahuan itu harus dibarengi dengan agama karena merupakan agama yang memiliki kebenaran mutlak dan nilai-nilai kehidupan yang baik. Menurut Albert Einstein, sains tanpa agama lumpuh dan agama tanpa sains buta dalam pandangan dialektikanya. Menanamkan Aqidah yang kuat dalam mengajarkan nilai-nilai Aqidah Islam pada anak usia dini harus memadukan tiga unsur kecerdasan: kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan spiritual. Nantinya orang tua dan guru pengajar dapat menjadikan anak sebagai generasi intelektual agama yang beradab karena memiliki nilai moral yang baik dan harus dimulai sejak dini karena ketika anak mencapai tahapan pada rentang usia 0-8 tahun, saat itulah pondasi kesuksesan seorang anak dibangun untuk menanamkan nilai-nilai Aqidah Islam yang kuat.F. Nilai Aqidah yang Ditanamkan Islam merupakan nilai kehidupan yang harus ditanamkan sejak dini dan harus menjadi landasan kehidupan.
Sedangkan untuk ajaran Aqidah Islam, beberapa materi yang diajarkan kepada anak usia dini meliputi materi iman atau akidah, Al-Qur'an, fiqh/ibadah, akhlak, dan tanggal-tanggal sejarah. sifat Allah karena Allah, sifat wajib Allah nomor 20, sifat tidak mungkin bagi Allah nomor 20, memperkenalkan nama-nama Nabi dan Rasul beserta sifat-sifat wajib dan tidak mungkin, memperkenalkan malaikat dan tugasnya, dan mengajarkan untuk beriman. bahan Al-Qur'an. Anak usia dini telah memahami tentang cara membaca huruf hijaiyyah, menulis huruf arab, dan menghafal huruf al-qur'an. Namun, para guru pendidik dan pembimbing harus selalu sabar dalam mengajarkan materi Al-Qur'an; memang, kemampuan setiap anak berbeda-beda.
Pengajaran dapat dimodifikasi dengan bermain dan bernyanyi agar anak lebih terlatih mengingat dengan mudah. Fikih/ibadah yang berkaitan dengan pembelajaran nilai-nilai Aqidah pada PAUD diajarkan dengan praktek langsung. Sering dijumpai di taman anak, anak Raudhatul Athfal diajari amalan ibadah, wudhu, memakai sarung mukenah, dan tata cara shalat. Mengajarkan anak dan memotivasinya untuk beribadah harus menggunakan cara-cara yang kreatif agar tidak bosan saat mengamalkannya—misalnya perintah salat. Rasulullah Muhammad SAW mengingatkan dalam hadits Abu Dawud bahwa orang tua wajib memerintahkan anaknya untuk shalat ketika mereka berusia sepuluh tahun. Jika mereka tidak mau, maka mereka harus dipukul. Akhlak sangat mempengaruhi sifat dan perilaku anak. Di era milenial ini, khususnya bagi orang tua, mereka harus selalu mengontrol anaknya karena pengaruh moral yang buruk dari lingkungan luar sering mempengaruhi anak. Dari zaman Rasulullah hingga era milenial seperti sekarang, anak-anak yang berakhlak baik selalu secara spontan orang akan bertanya “anak siapa ini” sebagai bentuk penghargaan kepada orang tuanya. Karakter anak tidak terlepas dari peran dan pendidikan orang tua.
Kesalahan dalam pendidikan dapat membuat anak tumbuh tidak sesuai dengan yang diharapkan, apalagi di 'era kekinian' seperti sekarang ini. Banyak orang tua yang begitu permisif dalam mendidik anak-anaknya. Akibatnya, anak-anak tumbuh menjadi generasi yang menimbulkan banyak kerugian. Tentu semua orang tua ingin anaknya berada di generasi yang tangguh. Baik secara fisik, moral, terutama moral. Hal ini dapat terwujud jika orang tua menerapkan sikap tegas dalam mendidik anaknya. Mereka menerapkan perilaku moral yang baik, baik dalam berkata maupun berperilaku. Dalam proses pendidikan, ketegasan sangat penting jika berkaitan dengan ajaran agama. Sejarah kurma diajarkan kepada anak-anak usia dini untuk mengambil hikmah dan suri tauladan untuk dikaitkan dengan kehidupan saat ini. Bagi orang tua atau guru pendidik di lembaga, sekolah, kelompok belajar dapat memberikan wawasan dengan metode bercerita kepada anak usia dini untuk merangsang untuk mengetahui tujuan sejarah.
Banyak jenis buku sejarah yang dikemas dengan gaya anak usia dini dan dicetak secara eksplisit untuk rentang anak usia dini.
G. Potensi Anak dalam Menanamkan Nilai Aqidah dengan Pendidikan Islam Pendidikan saat ini terkadang hanya menitikberatkan pada pengembangan kemampuan kecerdasan intelektual anak dan memisahkan ilmu dari agama. Sehingga hasilnya adalah anak-anak yang cerdas tetapi kosong dari nilai-nilai agama agama. Di era ini, masalah substansial sering terjadi, yaitu memandang paradigma IQ anak sebagai satuan kemampuan. Hasil pendidikan hanya ditentukan oleh besar kecilnya nilai capaian tes IQ. Tim Peneliti melakukan Penelitian bahwa IQ (IntellectualQuotient) pada kemampuan anak atau kecerdasan intelektual anak sejak awal tumbuh kembangnya hingga saat ini diagung-agungkan oleh orang tua dan praktisi pendidikan, kenyataan yang terjadi belum sepenuhnya tepat dalam menunjang keberhasilan seorang anak nantinya, banyak orang tua dan guru pendidik yang telah berhasil secara intelektual dibuktikan dengan prestasi atau raport dan hasil tes yang baik. Oleh karena itu kecerdasan yang ada pada anak usia dini perlu dikembangkan.
Temuan penelitian ilmiah terbaru menunjukkan bahwa kecerdasan anak usia dini juga terdiri dari kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual selain kecerdasan intelektual. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita dan orang lain. perasaan dan bagaimana anak-anak dapat mengenali siapa mereka. Kemampuan memotivasi diri sendiri dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain selain keluarga dan kerabat dekat yang tinggal di sekitar lingkungan PAUD tersebut. Sebagai perbandingan, tujuan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang mengandalkan diri sendiri untuk melakukan dengan kebijaksanaan di luar ego atau jiwa yang sadar. Kecerdasan ini digunakan untuk mengetahui nilai-nilai yang ada.
Kecerdasan seperti ini, yang berkaitan dengan penghayatan Tuhan dan nilai-nilai agama, dalam Islam disebut dengan Aqidah. Pendidikan harus ditanamkan akidah yang benar dengan memadukan tiga unsur kecerdasan, antara lain kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan spiritual. Sehingga anak yang telah membudayakan Akhlakul Karima melahirkan generasi intelektual yang religius, karena ini harus dimulai mendidik anak sedini mungkin saat anak berusia 0-8 tahun, itulah tonggak keberhasilan orang tua dalam membangun kecerdasan agama anak sejak dini. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad bersabda: “menuntut ilmu dari buaian sampai liang lahat.” Hadits tersebut menjelaskan betapa pentingnya seseorang harus belajar sejak dini, bahkan dari buaian.
Dalam Islam, pendidikan dini ini merupakan landasan pendidikan ilmiah. Sejak usia dini, anak harus diberikan berbagai pengetahuan (dalam berbagai stimulan/stimulan). Memberikan pendidikan kepada anak kecil ibarat mengukir di atas batu yang tidak akan hilang bahkan akan menempel selamanya. Pendidikan sejak dini akan melekat dalam jiwa seorang anak hingga ia tumbuh menjadi dewasa. Pada usia pendidikan ini, menjadi landasan bagi anak-anak selanjutnya. pendidikan agar berkelanjutan. Keberhasilan pendidikan anak usia dini berperan besar dalam keberhasilan anak di tahun-tahun selanjutnya. Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik sesuai dengan tahapan usianya. Anak usia dini merupakan masa stimulasi terhadap seluruh aspek perkembangan yang memegang peranan penting dalam tugas perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bagi orang tua dan pendidik bahwa masa-masa awal kehidupan seorang anak merupakan masa-masa yang esensial dalam rentang kehidupan seorang anak.
Pada masa ini pertumbuhan otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat (Explosive). Pada tahun pertama, perkembangan pada anak usia dini sangat penting untuk menentukan kualitas anak di masa depan. Pada anak usia empat tahun, perkembangan intelektual anak sudah mencapai 50%, pada usia 8 tahun, tumbuh kembang anak mencapai 80%, dan kemudian ketika mencapai usia 18 tahun, perkembangan anak sudah mencapai 100%. Pembelajaran dan pendidikan akidah tidak harus dipahami sebagai keyakinan pada Rukun Iman saja, yaitu iman kepada Allah, malaikat Allah, Kitab-Kitab Allah, para nabi , hari akhir, dan qadla-qadar saja, tetapi Aqidah juga harus dipahami sebagai menjalankan semua yang telah diperintahkan oleh Allah dan beribadah kepada-Nya, serta bagaimana menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Aqidah yang kita yakini agar dalam mendidik anak sejak dini. Di usia ini kita bisa melaksanakannya dengan baik karena Aqidah akan membimbing kita untuk selalu taat kepada Allah dan percaya bahwa aturan Allah adalah yang paling benar. Aqidah akan selalu membimbing kita untuk mentaati perintah Allah.
Maka disinilah konsep pendidikan pada anak usia dini harus dikonsepkan dengan baik. Pendidikan anak usia dini diajarkan untuk mewujudkan mereka yang mumpuni dalam ilmu dan kosong dalam etika dan moral, tetapi membentuk manusia yang berkualitas baik dalam IMTAQ maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologinya. Potensi pada anak merupakan kemampuan esensial yang dimiliki anak, yang sangat mungkin untuk dikembangkan. Pada hakikatnya potensi sebagai suatu kemampuan yang terus dikembangkan lebih baik lagi dalam tumbuh kembang anak, terutama pada usia dini. Potensi anak usia dini dalam pembelajaran IPA memiliki tahapan yang luar biasa. Tahapan pertumbuhan otak yang sehat semakin berkembang dan siap diisi dengan berbagai informasi dan pengalaman baru. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak usia dini adalah jendela kesempatan. Di saat seperti ini, otak anak seperti spons yang bisa menyerap cairan.
Mengajarkan Pendidikan Agama Islam pada Anak Usia Dini dengan Menanamkan Nilai-Nilai Aqidah Islam86Agar menyerap, spon secara alami harus ditempatkan di dalam air. Air ini diibaratkan dengan pengalaman. Disinilah peran orang tua bertugas memberikan pengalaman kepada anak untuk mengenalkan mereka pada kegiatan yang diminati, seperti mengenalkan hobi atau hal-hal yang disukai anak. Jika sejak bayi, anak telah dirangsang oleh berbagai rangsangan, maka otak kecil akan menyerap. Misalnya, jika kemampuan berbicara anak tidak sering dirangsang, maka anak akan mengalami keterlambatan dalam berbicara, dan kemampuan verbalnya akan terstimulasi dengan baik. Terkait dengan potensi anak dalam menanamkan nilai-nilai Aqidah, tentunya jika orang tua dan guru menggunakan stimulasi dengan baik kepada anak usia dini, hasil juga akan bermanfaat jika dilakukan menurut metode pengajaran yang dapat diterima.H. Mengenal Karakter PAUD Dalam Pendidikan Agama di Era Milenial Pada usia yang berkembang ini, terkait dengan karakter PAUD, karakteristik anak dalam dunia pendidikan digunakan sebagai masa bermain, masa bersenang-senang, dan masa belajar. .
Hampir semua lembaga pendidikan yang menaungi jenjang PAUD memasukkan pendidikan agama dalam kurikulum pengajarannya. Pada sub bab sebelumnya telah disebutkan tentang konsep dan metode pengajaran pendidikan agama Islam di berbagai lembaga dan sekolah yang setara dengan PAUD. Untuk mengetahui karakteristik pengajaran pendidikan agama Islam kepada anak, diperlukan suatu proses pengembangannya. Fungsinya untuk mengetahui karakter dan perilaku anak dalam perkembangan zaman yang semakin modern. Tidak hanya bergelut dengan bermain bahkan bersenang-senang, ternyata banyak ciri-ciri anak usia dini yang juga bisa dicermati, yaitu:
1. Memiliki daya imajinasi yang unik Imajinasi adalah kemampuan seorang anak untuk membuat benda atau kejadian, tetapi hanya dalam imajinasinya.
2. Egosentris Hal ini dapat dilihat dan diamati dari sikap anak yang sering masih berebut sesuatu ketika menginginkan sesuatu yang diinginkan, marah atau menangis ketika keinginannya tidak dipatuhi, dan memaksakan keinginannya sesuai egonya.
3. Senang berfantasi Fantasi adalah kemampuan anak untuk membentuk respon baru dengan respon yang sudah ada, kemudian ada yang mencoba mengungkapkan apa yang dilakukannya.
4. Aktif dan energikAnak' Masa perkembangan anak selalu aktif dalam melakukan banyak kegiatan sampai orang tua kelelahan dalam mengontrol anak, apalagi jika mereka energik dalam beraktivitas.
5. Memiliki daya konsentrasi yang pendek Pada anak usia dini, jangkauan memiliki fokus dan perhatian yang sangat tajam dibandingkan dengan remaja atau orang dewasa. Perhatian anak kecil akan mudah teralihkan, terutama yang dapat menarik perhatian. Sulit untuk mengontrol pandangan untuk fokus pada apa yang diajarkan.
I. Tantangan dalam mengajarkan pendidikan agama Islam pada anak usia dini Berbagai sistem dan tingkatan, dari waktu ke waktu, pengajaran pendidikan agama Islam selalu mengalami tantangan. Seperti dalam sejarah, berbagai kemajuan dan ketertinggalan pendidikan Islam akan terjadi. Secara internal dan eksternal menjawab berbagai permasalahan zaman dan tantangan yang dihadapi. Hari ini' Tantangannya sangat jauh berbeda dengan tantangan pendidikan Islam seperti yang ada pada zaman klasik dan pertengahan.
Tantangan pendidikan pada zaman klasik dan abad pertengahan cukup berat, namun secara ideologis dan psikologis lebih mudah diatasi. Secara internal, umat Islam pada masa klasik masih segar, dengan sumber ajaran Islam dalam kehidupan mereka sangat dekat, dan semangat hijrah dalam memperjuangkan ajaran Islam fii sabilillah masih kuat. Secara eksternal, umat Islam masih belum mampu menghadapi ancaman serius dari negara maju lainnya. Namun, tantangan yang dihadapi dalam pendidikan agama Islam telah melahirkan berbagai paradigma baru. Meliputi visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, pendidik, mahasiswa, lembaga, manajemen, infrastruktur, pendidikan saat ini mengalami perubahan yang sangat besar.
Seharusnya, dengan pengalamannya yang panjang, pendidikan Islam dapat memberikan jawaban yang tepat atas tantangan tersebut. Untuk menjawab tantangan seperti ini, pendidikan Islam membutuhkan sumber daya manusia yang handal, berkomitmen untuk berpegang teguh pada Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam membangun generasi yang unggul. Mendidik anak usia dini dengan pendidikan Islam, dibutuhkan tenaga yang sehat karena semakin tahun potensi pemikiran anak berubah sesuai dengan zaman dimana ia dilahirkan. Akhir-akhir ini banyak orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan bagi anak, terutama pada anak usia dini.
Padahal pendidikan menjadi hal yang esensial dan mendasar bagi anak untuk masa depan mereka, orang tua harus lebih memperhatikan era globalisasi modern dan digital ini dan lebih cerdas dalam memilih pendidikan yang baik untuk anak-anaknya. , khususnya pendidikan anak usia dini.
Pendidikan merupakan pendidikan yang esensial ditanamkan pada anak karena berperan penting dalam membentuk karakter dan kepribadian yang baik bagi anak. Sebaiknya pendidikan agama Islam diajarkan dan ditanamkan pada anak sejak dini karena mengingat banyaknya kasus pada anak akibat kemerosotan akhlak dan akhlak yang cacat. Dalam hal ini, peran orang tua sangat penting dalam mendidik dan menanamkan akhlak dan moral yang baik dalam membentuk karakter dan kepribadian yang baik bagi seorang anak.
Terutama dalam menjawab tantangan pengajaran pendidikan agama Islam untuk anak usia dini. Anak diibaratkan seperti kertas putih yang masih bersih, yang bisa ditulis dengan apa saja. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran yang signifikan dalam kelangsungan pendidikan anak karena orang tua merupakan pendidik awal dan esensial dalam pembentukan karakter anak. Seperti yang dijelaskan pada bagian tentang peran orang tua. Baik buruknya perilaku anak ditentukan oleh bagaimana orang tua mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anaknya.
J. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Islam Dalam perspektif Islam, perspektif adalah pandangan bahwa segala sesuatu yang dilakukan tentu memiliki landasan hukum yang baik dan bersumber dari landasan aqliyah dan naqliyah. Begitu juga dengan pelaksanaan pendidikan pada anak usia dini. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini Berkaitan dengan Firman Allah yang tertuang dalam Al-Qur'an yang artinya : “ Dan Tuhan mengeluarkanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa, dan. Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur” (An Nahl:78). Berdasarkan pengertian ayat di atas, dapat dipahami bahwa anak dilahirkan dalam keadaan lemah, tidak berdaya dan tidak mengetahui apa-apa. apa saja (tidak tahu).Namun, Allah membekali bayi yang baru lahir dengan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani (itulah alasannya, menurut pendapat bahwa pusat iman ada di hati). Dalam pendapat lain adalah otak.
Manusia dapat membedakan antara segala sesuatu , mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya. Sedikit demi sedikit, Indera dan Kemampuan ini diperoleh seseorang secara bertahap. Semakin besar rangsangan anak maka semakin meningkat pula kemampuan pendengaran, penglihatan, dan akalnya hingga ia tiba pada usia yang matang dan matang. KESIMPULAN Pendidikan agama pada anak usia dini dalam Islam diawali dengan penanaman nilai-nilai Aqidah sebagai tahap awal dalam mendidik anak, terlebih lagi pada usia anak yang mencapai usia emas anak lebih nyaman untuk memulai berinteraksi dengan dunia belajar. Sebelum diajarkan akhlak Islami, anak usia dini harus dikenalkan terlebih dahulu nilai-nilai Aqidah Islam. Pendidikan agama Islam berupaya para pendidik untuk membentuk karakter anak didik dengan Al-Qur'an dan AsSunnah (dengan ajaran Islam).
Pada usia dini, istilah Golden Age sering dikaitkan dengan optimalisasi tumbuh kembang anak. Hakikat pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan atau menekankan pada pengembangan semua aspek kepribadian anak usia dini; Dalam mengajarkan nilai-nilai agama khususnya Aqidah pada anak usia dini, perlu adanya metode yang dapat memampukan anak usia dini untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan kebutuhan minat anak. Beberapa materi yang diajarkan kepada anak usia dini dalam mengajarkan Aqidah Islam meliputi iman atau akidah, Al-Qur'an, fiqh/ibadah, akhlak, dan tanggal-tanggal sejarah. Pendidikan harus ditanamkan Aqidah yang benar dengan memadukan kecerdasan, antara lain kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan spiritual. Kecerdasan.
Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam Ini adalah dasar dari pendidikan ilmiah. Anak harus diberikan berbagai pengetahuan (berupa berbagai stimulan/stimulan). Memberikan pendidikan kepada anak-anak muda ibarat sebuah pengandaian “seperti mengukir di atas batu yang tidak akan hilang bahkan menempel selamanya”. Pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang esensial ditanamkan pada anak karena berperan penting dalam membentuk karakter dan kepribadian yang baik bagi anak. Pendidikan Islam baik jika diajarkan dan ditanamkan pada anak sejak dini, mengingat banyak kasus yang terjadi pada anak akibat kemerosotan akhlak dan akhlak yang merusak.
Peran orang tua dalam hal ini sangat penting untuk mengajarkan dan menanamkan akhlak dan akhlak yang baik dalam pembentukan karakter dan kepribadian yang baik bagi seorang anak, terutama dalam menjawab tantangan pengajaran pendidikan agama Islam bagi anak usia dini. mengingat banyak kasus yang terjadi pada anak akibat kemerosotan moral dan destruktif karakter. Peran orang tua dalam hal ini sangat penting untuk mengajarkan dan menanamkan akhlak dan akhlak yang baik dalam pembentukan karakter dan kepribadian yang baik bagi seorang anak, terutama dalam menjawab tantangan pengajaran pendidikan agama Islam bagi anak usia dini. mengingat banyak kasus yang terjadi pada anak akibat kemerosotan moral dan destruktif karakter. Peran orang tua dalam hal ini sangat penting untuk mengajarkan dan menanamkan akhlak dan akhlak yang baik dalam pembentukan karakter dan kepribadian yang baik bagi seorang anak, terutama dalam menjawab tantangan pengajaran pendidikan agama Islam bagi anak usia dini.
Komentar
Posting Komentar